Kamis, 17 Januari 2013

Menangani Korban Hipothermia di Gunung

Hipothermia merupakan salah satu gejala penyakit di ketinggian yang sering menyerang para pendaki gunung. Bahkan di Indonesia, hipothermia menduduki peringkat teratas sebagai ancaman maut serta “hantu” pencabut nyawa paling kejam bagi para pendaki gunung. 

Orang yang terkena hipothermia akan menunjukkan gejala-gejala sesuai dengan tingkat penurunan suhu tubuh. Kehilangan kesadaran, misalnya akan menyebabkan apa yang disebut dengan paradocixal feeling of warmth. Pada kondisi ini, penderita hipothermia justru akan merasakan hal yang sebaliknya, yaitu rasa panas lalu tanpa sadar seluruh pakaian ditanggalkan sendiri. Sehingga amat sering dijumpai penderita atau korban hipothermia meninggal ditemukan dalam kondisi telanjang.

Berikut ini prosedur umum yang perlu diperhatikan untuk menangani penderita hipothermia. 
Pertama  
Pindahkan korban ke tempat yang kering dan terlindung dari angin dan air (di dalam shelter atau tenda). Kemudian sebelum diberikan minuman yang hangat dan manis, usahakan baju basah korban diganti dengan yang kering (sebaiknya pakai 2 hingga 3 lapis pakaian), termasuk kaos kaki dan sarung tangan. Agar diperhatikan bahwa panas tubuh sebagian besar hilang melalui kepala (radiasi), dan pernapasan (respirasi), lindungi kepala dengan mengenakan balaclava, letakkan syal terbuat dari wool diatas permukaan hidung agar saat bernapas tidak secara langsung menghirup udara dingin, tetapi jangan sekali-kali memblokir jalan pernapasan. INGAT! Tangani penderita Hipothermia dengan lembut dan hati-hati!!!

Kedua 
Masukkan korban ke dalam sleeping bag kering yang sebelumnya telah dihangatkan dengan cara memasukkan tubuh beberapa orang sehat (bersuhu normal), sebelumnya terlebih dahulu gelar matras didalam shelter atau tenda atau dibawah sleeping bag agar tidak lagi terjadi konduksi tubuh penderita dengan obyek dingin disekitarnya.

Ketiga
Tindakan selanjutnya adalah hangatkan penderita pada bagian tubuh tertentu yang efektif untuk menyebarkan panas ke dalam tubuh dengan memasukkan botol berisi air hangat atau botol plastik yang diisi air panas dan dibungkus syal atau kain ke dalam sleeping bag, tempatkan botol-botol tersebut pada sisi leher, kedua ketiak, dan kunci paha untuk membantu memanaskan tubuh korban. Kalau sleeping bag cukup lebar, lakukan transfer panas tubuh orang sehat ke korban dengan cara dua orang ikut masuk ke dalam sleeping bag dan mengapit korban. 


Keempat
Hangatkan lingkungan disekitar shelter atau tenda, usahakan membuat api di sekitar korban (tentunya dengan mempertimbangkan jarak aman dengan si korban) dan jangan biarkan korban hipothermia tertidur. Tidur akan membuat penderita hipothermia kehilangan kesadaran dan tak mampu lagi memanaskan tubuhnya secara alami, biarkan korban menggigil karena menggigil adalah usaha alamiah tubuh untuk menghasilkan panas, dan menjaga agar temperatur bagian dalam tubuh tetap stabil.

Kelima 
setelah korban sadar segera beri minuman hangat dan makanan manis (air putih hangat, coklat hangat, atau jahe hangat yang tidak terlalu pedas) sedikit demi sedikit menggunakan sendok (sebaiknya tidak menggunakan sendok logam). Jangan sekali-kali memberi minuman yang mengandung alkohol, dan hindari memberi minum kopi atau teh. Apabila tubuh penderita bisa menerima suplai air minum hangat melalui mulut, lanjutkan dengan memberi bubur hangat manis atau makanan-makanan hangat yang juga dimulai sedikit demi sedikit. Hidrat arang dalam makanan itu merupakan bahan bakar yang cepat sekali menghasilkan panas dan tenaga.

keenam
Jangan melakukan pemijitan/masase kepada penderita karena akan mempengaruhi aliran darah dalam tubuh, dan jangan meng-olesi tubuh penderita dengan balsem/minyak gosok.

Jatuhnya korban yang disebabkan oleh hipothermia sangat mungkin sekali untuk dihindari apabila kita betul-betul memahami, tetapi tak jarang para pemula kegiatan alam bebas menganggap remeh dan tidak peduli dengannya hingga saat hipothermia mulai menyerang, mereka tidak mengerti harus berbuat apa, bahkan pada tahap lanjut hipothermia dimana penderita berperilaku aneh, teman-temannya mengira kesurupan. 

Satu hal yang perlu dipahami bahwa hipothermia bisa menyerang dimana saja, tidak harus digunung, didataran rendah, di laut, kolam renang, ataupun di sungai saat ber-arung jeram. Agar dimengerti bahwa Hipothermia menyerang tidak pandang bulu, tidak pilih kasih, dan tanpa pengecualian. Tidak perduli dia pendaki berpengalaman, senior dalam masalah medis, atau manusia tanpa dosa. Siapa lengah, dia di serang.

Senin, 01 Oktober 2012

Sebuah Tanya - Soe Hok Gie

akhirnya semua akan tiba
pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
apakah kau masih berbicara selembut dahulu
memintaku minum susu dan tidur yang lelap
sambil membenarkan letak leher kemejaku

kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mendalawangi
kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin

“apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
ketika ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat”

lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi, kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya. kau dan aku berbicara. tanpa kata, tanpa suara ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita

"apakah kau masih akan berkata, kudengar derap jantungmu.
kita begitu berbeda dalam semua kecuali dalam cinta”

haripun menjadi malam, kulihat semuanya menjadi muram. wajah2 yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti. seperti kabut pagi itu

“manisku, aku akan jalan terus
membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
bersama hidup yang begitu biru”

Selasa, 1 April 1969

Kamis, 27 September 2012

Ada Senja Dalam Sayap-Sayap Badai

 
aku adalah badai yang dulu pernah menyapa Senja
Senja yang meronai jiwa-jiwa bebas,
dan Senja itu adalah kamu

aku adalah badai yang akan sunyi di sela rintik langit
ketika dengan sayap-sayap badaiku ingin menjadikanmu Senja termegah

kulihat Senja tetap merona jingga,
walau langit berubah pekat
karena ku tahu kau abadi di lintasan waktu
hingga kembali megah dalam bayang-bayang sore

dan sekali lagi Senja tetap sama
masih kuingin menjadi sayap-sayapmu
walau aku harus menjadi angin yang tenang dan sepi

tapi sayang Senja milik langit,
... dan langit bukan aku


Selasa, 17 Juli 2012

Mengenal Hipothermia

Kondisi alam di gunung sangatlah sulit ditebak. Kadang cuaca cerah tapi dengan hitungan menit sudah menjadi hujan disertai angin kencang. Selain itu cuaca di gunung sangat dingin. Tak heran jika banyak terjadi kecelakaan di gunung. Melakukan persiapan dengan baik sebelum melakukan kegiatan di gunung adalah tindakan survival yang utama dan paling mudah dilakukan.

Hampir sebagian besar korban kecelakaan di gunung disebabkan oleh kedinginan atau yang sering disebut dengan Hipothermia. Maka ada baiknya kita mengenal hipothermia secara lebih dalam untuk meminimalir bertambahnya angka korban.

Secara umum dikenal 3 tahap hipothermia, yaitu: hipothermia ringan (Mild Hypothermia), hipothermia sedang (Moderate Hypothermia), dan  hipothermia berat (Severe Hypothermia).

Monggo di Translate

Powered By Blogger