Kegiatan di alam terbuka mempunyai resiko utama tersesat. Ketika
orang tersesat maka kondisi mental mereka akan menurun, panik,
lebih-lebih jika sendirian. Bila kita sudah menyadari telah salah jalur atau tersesat, yang pertama
harus kita lakukan adalah jangan panik. Lebih baik berhenti dan
istirahat dulu (minum air dan makan perbekalan) sambil memberi tanda
lokasi istirahat dengan tanda yang mencolok/mudah diingat, seperti:
mengikat batang/ranting perdu, mematahkan beberapa ranting pohon/perdu,
mengikat serumpun alang-alang, dan lakukan pengamatan medan sekitar, tidak lupa periksa peralatan dan bahan makanan.
Selanjutnya lebih baik tidak lekas turun, jalan menurun belum tentu menuju desa, tetapi justru menyebabkan kita
terjebak di lembah yang tak berujung sehingga sulit
untuk melakukan orientasi. Lebih baik kembali mendaki untuk mencari tanah lapang agar mudah memperoleh orientasi langkah selanjutnya, tak lupa meninggalkan tanda-tanda dengan menggunakan batu atau
tumbuh-tumbuhan setiap melalui jalan pendakian itu. Harapannya, ada tim
SAR atau orang yang tetap mencarinya. Bila tidak cukup waktu atau hari sudah menjelang sore, sebaiknya buat tempat perlindungan untuk istirahat dengan mulai
mendirikan tenda kalau tidak ada dirikanlah shelter alam (bivak), jangan
memaksakan diri melakukan pencarian jalur resmi di malam hari, lebih
baik digunakan untuk istirahat dan menambah kalori dengan makan dan
minum. Baru keesokan harinya bisa dilanjutkan pencarian jalurnya.
Ada 4 hal yang perlu dingat saat kita tersesat yaitu rumus STOP, singkatan dari :
1. Sit (duduk)
Jika kita menyadari diri kita tersesat dalam suatu perjalanan, hal yang perlu kita lakukan pertama kali adalah duduk tenang.
2. Thinking (berfikir)
Setelah kita duduk tenang, kita mulai
berfikir, faktor apa yang menyebabkan kita tersesat, selain itu ada
pepatah yang berbunyi. “Know Your Enemy” atau kenali musuhmu. di fase
ini kita dituntut setenang mungkin, dan mencoba memutar kilas balik
peristiwa-peristiwa yang menyebabkan kita tersesat.
3. Observation (observasi)
Setelah berfikir, kita melakukan apa
yang disebut dengan observasi. Dalam fase ini ada 6 Komponen yang harus
kita perhatikan dengan seksama yaitu :
Air, Makanan, Shelter, Api, Keadaan alam sekitar, dan keadaan cuaca. Dengan melakukan observasi atau pengamatan terhadap 6 komponen tersebut, akan berguna kelak dalam menentukan fase selanjutnya yaitu planning.
Air, Makanan, Shelter, Api, Keadaan alam sekitar, dan keadaan cuaca. Dengan melakukan observasi atau pengamatan terhadap 6 komponen tersebut, akan berguna kelak dalam menentukan fase selanjutnya yaitu planning.
4. Planning (perencanaan)
Pada fase terakhir ini, setelah kita
melakukan observasi terhadap keadaan diri kita dan lingkungan sekitar.
kita menentukan perencanaan langkah apa yang harus kita lakukan. Apakah
kita hanya berdiam diri di tempat tersebut menunggu bantuan dari team
SAR, atau kita berjalan mencari sumber pertolongan. Semua perencanaan
tersebut harus dibuat sematang mungkin, keadaan kesehatan diri kita
merupakan hal yang vital dalam menentukan perencanaan tersebut.
5 komentar:
Salam Lestari....
Lestari sob .,
salam rimba dari maszal adventure gan
salam rimba sob,
terima kasih MASZAL PEMALANG ADVENTURE sudah hadir di Langit Pagi,
terimakasih tips nya kak, aku juga punya tips biar gak tersesat di Jakarta baca ya
Posting Komentar
Betapa megahnya setiap kata yang tertinggal dan terukir di Langit Pagi
~~Terima kasih~~