Sangiran adalah sebuah daerah pedalaman
yang terletak di kaki Gunung Lawu, tepatnya di depresi Solo sekitar 17
Km ke arah utara dari Kota Solo dan secara dministatif terletak di
wilayah Kabupaten Sragen dan sebagian terletak di Kabupaten Karanganyar,
Propinsi Jawa Tengah. Luas wilayahnya + 56 Km2
yang mencakup tiga kecamatan di Kabupaten Sragen yaitu Kec. Kalijambe,
Kec. Gemolong dan Kec. Plupuh serta Kec. Gondangrejo di Kabupaten
Karanganyar.
sumber: www.sangiran-sragen.com |
Kawasan ini banyak sekali menyimpan misteri yang sangat menarik untuk diungkap. Hal ini dikarenakan pada situs tersebut banyak ditemukan sisa-sisa kehidupan masa lampau yang sangat menarik untuk dicermati dan dipelajari. Yang paling menakjubkan, kita bisa mendapatkan informasi lengkap dari sejarah kehidupan manusia purba baik itu mengenai habitat, pola kehidupannya, binatang-binatang yang hidup bersamanya dan proses terjadinya bentang alam dalam kurun waktu tidak kurang dari 2 juta tahun yang lalu.
Hal yang sangat menarik adalah
berdasarkan penelitian bahwa manusia purba jenis Homo erectus yang
ditemukan di wilayah Sangiran sekitar lebih dari 100 individu yang
mengalami masa evolusi tidak kurang dari 1 juta tahun. Dan ternyata
jumlah ini mewakili 65% dari seluruh fosil manusia purba yang ditemukan
di Indonesia dan merupakan 50% dari jumlah fosil sejenis yang ditemukan
di dunia.(Widianto,et.al.,1996). Namun tidak hanya itu, kandungan batu
yang pernah digunakan oleh manusia purba itu pun sangat banyak, sehingga
kita bisa secara jelas mengetahui ataupun mengungkap kehidupan manusia
purba beserta budaya yang berkembang saat itu.
Dari hasil penelitian para ahli
diperoleh gambaran bahwa Sangiran awalnya merupakan bukit yang dikenal
dengan sebutan " KUBAH SANGIRAN" dan kemudian tererosi bagian puncaknya
sehingga membentuk sebuah depresi akibat adanya pergerakan dari aliran
sungai. Secara stratigrafis situs ini merupakan situs manusia purba
terlengkap di Asia yang kehidupannya dapat dilihat secara berurutan
tanpa terputus sejak 2 juta tahun yang lalu yaitu sejak kala Pliosen
Akhir hingga akhir Pleistosen Tengah.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No. 070/0/1977,tanggal 15 Maret 1977 wilayah
Sangiran dan sekitarnya ditetapkan sebagai Daerah Cagar Budaya (Rusmulia
Tjiptadi Hidayat,1993). Diperkuat lagi dengan ketetapan yang
dikeluarkan oleh komite World Heritage UNESCO pada peringatan yeng
ke-20th di Merida, Meksiko yang menetapkan Kawasan Sangiran sebagai
Kawasan World Heritage ( Warisan Dunia) No. 593 ( Widianto,H., dan
Sadirin.,1996).
Kawasan situs Sangiran merupakan salah satu obyek wisata ilmiah yang sangat menarik. Potensi kepariwisataannya sangat tinggi nilainya bagi ilmu pengetahuan dan merupakan asset yang penting bagi pemerintah Sragen. Sejak ditetapkannya wilayah ini sebagai "World Heritage" oleh UNESCO dan sangat diperhatikan dalam pengembangannya. Sangiran mempunyai arti yang sangat besar dalam sumbangannya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di dunia khususnya Arkeologi, Ilmu Paleoanthropologi dan Ilmu Biologi.
0 komentar:
Posting Komentar
Betapa megahnya setiap kata yang tertinggal dan terukir di Langit Pagi
~~Terima kasih~~