Senin, 18 Oktober 2010

Sepenggal Cerita dari Kaki Gunung

Disini aku duduk termenung
berpanyung cahaya bulan yang menyelinap masuk di sela anganku
aku menatap jauh bertemankan pena usang
yang membawaku ke alam imajiku

kuminum secangkir kopi pahit
yang mungkin karena tiada gula yang menjadikannya manis
Tapi sebuah sosok yang berdiri tegar di depan tatapanku
menjadikan kopi yang pahit ini menjadi begitu manis

Yaa...  sebuah Gunung
sosok yang tegar itu adalah sebuah Gunung yang gagah menjulang tinggi
menantang langit dan tak goyah oleh sapuan angin dan kibas dingin kabut kelabu
mungkin Gunung itu sedang bercengkerama dengan rembulan
karena begitu dekat rembulan itu berada di puncaknya

hahaha....
mungkin aku terlalu jauh berkhayal
karena dari tadi dingin selalu ingin menyusup di balik kulit tubuhku
dan mungkin sudah mempengaruhi otakku

Hhmm....
aku sangat mengagumi Gunung 
bukan hanya karena indahnya, di balik semua itu
di dalam Sepinya terhampar ketenangan
di dalam Dinginnya terselip keramahan
di dalam Gelapnya terwujud terang bagi hati gundah
dan di balik semua Misterinya, ada tersimpan sejuta inspirasi

mungkin karena itu aku selalu tak bosan menatapnya
dan sering kuhabiskan waktuku hanya untuk bisa bercengkerama 
walau tanpa sepatah kata pun
Share ke :

Artikel Yang Berhubungan



Ditulis Oleh : Langit Pagi

Angin, hujan, gunung, langit, embun, pagi dan senja, itulah jiwa - jiwa yang tak pernah padam. Sapa dan ramahlah, dan jadilah bagian dari keajaiban mereka. -- Anda sedang membaca sebuah artikel yang berjudul Sepenggal Cerita dari Kaki Gunung,,

:: Thank you for visiting,. Salam Lestari. ::

0 komentar:

Posting Komentar

Betapa megahnya setiap kata yang tertinggal dan terukir di Langit Pagi
~~Terima kasih~~

Monggo di Translate

Powered By Blogger