Sebagian besar masyarakat mengira bahwa pusat Kota Semarang adalah
Kawasan Simpang Lima. Dengan segala kekhasan yang dimilikinya, Kawasan
Simpang Lima memang selalu mampu menarik perhatian masyarakat untuk
datang mengunjunginya. Sebuah hal yang lazim jika lapangan luas, atau
yang biasa disebut juga sebagai alun-alun, adanya masjid besar, pusat perbelanjaan dan juga dekat dengan kantor Pemda merupakan ikon sekaligus
sentral kegiatan masyarakat sebuah kota. Dan karena itu pula, Kawasan
Simpang Lima mampu menjadi ikon tersendiri bagi Kota Lumpia ini.
Namun ternyata, pusat Kota Semarang yang sebenarnya tidak terletak di
Kawasan Simpang Lima. Bukan pula terletak di Kawasan Tugu Muda yang
selalu ramai dikunjungi masyarakat, terutama saat malam hari dan akhir
pekan. Lalu dimanakah letak pusat Kota Semarang yang sebenarnya? Hanya
sedikit masyarakat yang tahu bahwa pusat Kota Semarang sebenarnya justru
berada di Kawasan Kota Lama. Tepatnya di ujung timur Jalan Pemuda, di
depan Kantor Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah dan Gedung
Keuangan Negara Semarang.
Di tengah taman di depan Gedung Keuangan Negara Semarang inilah terdapat sebuah tengara berupa tugu mungil yang bertuliskan “Semarang Nol Kilometer”. Tugu mungil inilah yang menjadi penanda letak Titik Nol Kilometer Kota Semarang. Ketika kita menyebut kata titik, pastilah kita membicarakan sebuah sentral. Titik Nol Kilometer adalah titik sentral atau titik pangkal dimulainya hitungan jarak antara sebuah kota dengan kota yang lain. Bentuk Tugu Semarang Nol Kilometer yang tidak terlalu besar dan tergolong “mungil” untuk ukuran sebuah tugu, menjadikan tetenger ini tidak terlalu mencolok keberadaanya. Berbeda dengan Tugu Muda yang memiliki daya pikat tersendiri, Tugu Semarang Nol Kilometer ini justru kerap luput dari perhatian masyarakat yang hampir setiap harinya melintas di ujung Jalan Pemuda.
Di tengah taman di depan Gedung Keuangan Negara Semarang inilah terdapat sebuah tengara berupa tugu mungil yang bertuliskan “Semarang Nol Kilometer”. Tugu mungil inilah yang menjadi penanda letak Titik Nol Kilometer Kota Semarang. Ketika kita menyebut kata titik, pastilah kita membicarakan sebuah sentral. Titik Nol Kilometer adalah titik sentral atau titik pangkal dimulainya hitungan jarak antara sebuah kota dengan kota yang lain. Bentuk Tugu Semarang Nol Kilometer yang tidak terlalu besar dan tergolong “mungil” untuk ukuran sebuah tugu, menjadikan tetenger ini tidak terlalu mencolok keberadaanya. Berbeda dengan Tugu Muda yang memiliki daya pikat tersendiri, Tugu Semarang Nol Kilometer ini justru kerap luput dari perhatian masyarakat yang hampir setiap harinya melintas di ujung Jalan Pemuda.
Tahun pembuatan tugu tersebut tidak diketahui dengan pasti. Namun
yang jelas, tanda itu telah ada sejak zaman penjajahan Belanda, beberapa
saat setelah Semarang dinyatakan sebagai sebuah gementee tsaad alias kota praja, titik sentrum pun ditetapkan sebagai tanda. Pemerintah Hindia Belanda kala itu mengacu pada tradisi Eropa dimana titik sentrum kota adalah kantor pos. Acuan titik sentrum ini berbeda dengan yang diberlakukan di Amerika Serikat, dimana titik pusat kota adalah gedung kantor pemerintahan, maka jadilah Tugu Semarang Nol Kilometer dibangun di depan Kantor Pos Besar Semarang, di ujung jalan Bojong yang sekarang menjadi Jalan Pemuda.
Fungsi
Masyarakat yang abai terhadap keberadaan Tugu Semarang Nol Kilometer
ini bisa jadi disebabkan karena tidak mengetahui fungsi dibangunnya
tetenger tersebut. Tugu Semarang Nol Kilometer memiliki fungsi sebagai
penanda pusat kota. Tugu tersebut merupakan sebuah awal dimulainya
penghitungan jarak dari Kota Semarang ke luar kota. Untuk menentukan
jarak antara kota Semarang dengan Kota Kendal misalnya, hitungan awal
jarak kedua kota tersebut dimulai dari Tugu Semarang Nol Kilometer. Fungsi lain dari Tugu Semarang Nol Kilometer adalah untuk memudahkan
orientasi seseorang yang berada di dalam kota. Dulu, penomoran jalan
juga berpatokan pada titik nol tersebut. Semakin dekat dengan tugu maka
nomor jalan semakin kecil dan sebaliknya semakin jauh dengan tugu
tersebut maka nomor jalan akan semkin besar. Dengan demikian, orang yang
berada di tengah kota bisa melakukan orientasi. Sayangnya saat ini
penomoran jalan di Semarang tidak lagi mengacu pada tugu mungil
tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar
Betapa megahnya setiap kata yang tertinggal dan terukir di Langit Pagi
~~Terima kasih~~