Hipothermia merupakan salah satu gejala penyakit di
ketinggian yang sering menyerang para pendaki gunung. Bahkan di Indonesia,
hipothermia menduduki peringkat teratas sebagai ancaman maut serta “hantu”
pencabut nyawa paling kejam bagi para pendaki gunung.
Orang yang terkena hipothermia akan menunjukkan
gejala-gejala sesuai dengan tingkat penurunan suhu tubuh. Kehilangan kesadaran,
misalnya akan menyebabkan apa yang disebut dengan paradocixal feeling of
warmth. Pada kondisi ini, penderita hipothermia justru akan merasakan hal
yang sebaliknya, yaitu rasa panas lalu tanpa sadar seluruh pakaian ditanggalkan
sendiri. Sehingga amat sering dijumpai penderita atau korban hipothermia
meninggal ditemukan dalam kondisi telanjang.
Berikut ini prosedur umum yang perlu diperhatikan untuk
menangani penderita hipothermia.
Pertama
Pindahkan korban ke tempat yang kering dan terlindung
dari angin dan air (di dalam shelter atau tenda). Kemudian sebelum diberikan
minuman yang hangat dan manis, usahakan baju basah korban diganti dengan yang kering
(sebaiknya pakai 2 hingga 3 lapis pakaian), termasuk kaos kaki dan sarung
tangan. Agar diperhatikan bahwa panas tubuh sebagian besar hilang melalui
kepala (radiasi), dan pernapasan (respirasi), lindungi kepala dengan mengenakan
balaclava, letakkan syal terbuat dari wool diatas permukaan hidung agar saat
bernapas tidak secara langsung menghirup udara dingin, tetapi jangan
sekali-kali memblokir jalan pernapasan. INGAT! Tangani penderita Hipothermia
dengan lembut dan hati-hati!!!
Kedua
Masukkan korban ke dalam sleeping bag kering yang
sebelumnya telah dihangatkan dengan cara memasukkan tubuh beberapa orang sehat
(bersuhu normal), sebelumnya terlebih dahulu gelar matras didalam shelter atau
tenda atau dibawah sleeping bag agar tidak lagi terjadi konduksi tubuh
penderita dengan obyek dingin disekitarnya.
Ketiga
Tindakan selanjutnya adalah hangatkan penderita pada
bagian tubuh tertentu yang efektif untuk menyebarkan panas ke dalam tubuh
dengan memasukkan botol berisi air hangat atau botol plastik yang diisi air
panas dan dibungkus syal atau kain ke dalam sleeping bag, tempatkan botol-botol
tersebut pada sisi leher, kedua ketiak, dan kunci paha untuk membantu
memanaskan tubuh korban. Kalau sleeping bag cukup lebar, lakukan transfer panas
tubuh orang sehat ke korban dengan cara dua orang ikut masuk ke dalam sleeping
bag dan mengapit korban.
Keempat
Hangatkan lingkungan disekitar shelter atau tenda, usahakan
membuat api di sekitar korban (tentunya dengan mempertimbangkan jarak aman
dengan si korban) dan jangan biarkan korban hipothermia tertidur. Tidur akan
membuat penderita hipothermia kehilangan kesadaran dan tak mampu lagi
memanaskan tubuhnya secara alami, biarkan korban menggigil karena menggigil
adalah usaha alamiah tubuh untuk menghasilkan panas, dan menjaga agar
temperatur bagian dalam tubuh tetap stabil.
Kelima
setelah korban sadar segera beri minuman hangat dan
makanan manis (air putih hangat, coklat hangat, atau jahe hangat yang tidak
terlalu pedas) sedikit demi sedikit menggunakan sendok (sebaiknya tidak
menggunakan sendok logam). Jangan sekali-kali memberi minuman yang mengandung
alkohol, dan hindari memberi minum kopi atau teh. Apabila tubuh penderita bisa
menerima suplai air minum hangat melalui mulut, lanjutkan dengan memberi bubur
hangat manis atau makanan-makanan hangat yang juga dimulai sedikit demi
sedikit. Hidrat arang dalam makanan itu merupakan bahan bakar yang cepat sekali
menghasilkan panas dan tenaga.
keenam
Jangan melakukan pemijitan/masase kepada penderita
karena akan mempengaruhi aliran darah dalam tubuh, dan jangan meng-olesi tubuh
penderita dengan balsem/minyak gosok.
Jatuhnya korban yang disebabkan oleh hipothermia
sangat mungkin sekali untuk dihindari apabila kita betul-betul memahami, tetapi
tak jarang para pemula kegiatan alam bebas menganggap remeh dan tidak peduli
dengannya hingga saat hipothermia mulai menyerang, mereka tidak mengerti harus
berbuat apa, bahkan pada tahap lanjut hipothermia dimana penderita berperilaku
aneh, teman-temannya mengira kesurupan.
Satu hal yang perlu dipahami bahwa hipothermia bisa
menyerang dimana saja, tidak harus digunung, didataran rendah, di laut, kolam
renang, ataupun di sungai saat ber-arung jeram. Agar dimengerti bahwa
Hipothermia menyerang tidak pandang bulu, tidak pilih kasih, dan tanpa
pengecualian. Tidak perduli dia pendaki berpengalaman, senior dalam masalah
medis, atau manusia tanpa dosa. Siapa lengah, dia di serang.
0 komentar:
Posting Komentar
Betapa megahnya setiap kata yang tertinggal dan terukir di Langit Pagi
~~Terima kasih~~